PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam pembangunan nasional, pendidikan
diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut
untuk menghasilkan kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan
dan kelangsungan pembangunan. Pendidikan berkualitas harus dipenuhi melalui
peningkatan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan
lainnya. Pembaharuan kurikulum yang sesuai dengan ilmu pegetahuan dan teknologi
tanpa mengesampingkan nilai-nilai luhur sopan santun, etika serta didukung
penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, karena pendidikan yang
dilaksanakan sedini mungkin dan berlangsung seumur hidup menjadi tanggung jawab
keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah.
Tujuan utama pembelajaran IPA adalah siswa
memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan metode
ilmiah. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu diajarkan dengan
cara yang tepat dan dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui
pendekatan PAKEM.
Upaya peningkatan mutu pendidikan di Sekolah
perlu di dukung kemampuan dan kreativitas guru. Kemampuan merencanakan yang
tepat akan berdampak pada pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pembelajaran yang berhasil di tunjukan oleh di kuasainya materi pelajaran oleh
siswa. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran biasanya dinyatakan
dengan nilai.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar di
kelas V SD Negeri Sukareja Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu yang
dilaksanakan hari kamis tanggal 3 Maret 2011 dalam mata pelajaran IPA tentang
hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya
gesek, gaya magnet) hasil ulangan IPA menunjukan rendahnya tingkat penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran. Hanya 6 orang dari 22 siswa di kelas V yang
mencapai tingkat penguasaan materi sebesar 70 % keatas.
Untuk meningkatkan siswa terhadap materi
pelajaran penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindak
kelas (PTK).
Penggunaan pendekatan pakem diharapkan
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam
proses belajar mengajar itu aktivitasnya tidak hanya didominasi oleh guru,
dengan demikian siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual
yang pada gilirannya diharapkan konsep gaya yang diajarkan oleh guru dapat
dipahami oleh siswa. Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas
maka dalam penelitian in memilih judul “Penerapan pakem menigkatkan
pembelajaran IPA (materi gaya magnet) di kelas V SD Negeri Sukareja”
B. Perumusan
Masalah
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka yang
menjadi fokus perbaikan untuk mata pelajaran IPA adalah : “Bagaimana menerapkan
PAKEM dalam meningkatkan penguasaan siswa tentang materi hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet) di kelas
V SDN Sukareja Kecamatan Balongan Kabupaten ? ”
C. Tujuan
Perbaikan
Pada mata pelajaran IPA tentang hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui
percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet), dilakukan kegiatan
penelitian untuk menemukan kebenaran melalui metode berfikir yang berdasarkan
keilmuan. Langkah pertama yang harus ditentukan adalah tujuan yang ingin
dicapai.
Kegiatan penelitian ini memiliki beberapa
tujuan adalah sebagai berikut
a. Tujuan
Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk
mendapat gambaranbagaimana
Perbaikan Pembelajaran IPA dapat meningkat prestasi belajardan disiplin siswa atau tidak melalui metode
percobaan (Eksperimen)
b. Tujuan Khusus
1. Agar
siswa dapat lebih mudah dalam mempelajari konsep gaya magnet yang ada dalam IPA
2. Meningkatkan
disiplin siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa dapat menguasai
konsep yang dipelajarinya dengan baik.
3. Sebagai
umpan balik terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa sehingga dapat dipantau
sejauh mana tingkat keberhasilannya.
4. Untuk
memotivasi belajar siswa kearah yang lebih aktif, kreatif, dan lebih kearah
peningkatan mutu hasil belajar.
D. Manfaat Perbaikan
Manfaat penelitian pada mata pelajaran IPA
tentang hubungan antara gaya, gerak dan
energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet) dari
laporan hasil perbaikan pembelajaran adalah:
Untuk Guru :
1. Membantu
guru dalam memperbaiki proses pembelajaran.
2. Membantu
guru berkembang secara professional.
3. Meningkatkan
rasa percaya diri.
4. Membantu guru aktif dalam mengembangkan pengetahuan
danketrampilan.
Untuk Siswa :
1. Meningkatkan
taraf penguasaan terhadap materi.
2. Meningkatkan
proses hasil belajar siswa.
3. Mengubah
prilaku siswa ketika menerima pelajaran.
Untuk Sekolah :
Sekolah dapat berkembang karena
adanya peningkatan atau kemajuan pada diri guru dan pendidikan di
Sekolah.
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran PAKEM
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa
aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang
merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya,
bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang
pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan
dengan hakikat belajar.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam
rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk
kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu
curah perhatiannya tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu
curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan
tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan
apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab
pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika
pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka
pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
B. Metode Eksperimen
Metode percobaan adalah metode pemberian
kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan
suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000) Metode percobaan
adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari
satu kali. Misalnya di Laboratorium.
Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :
a. Metode
ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
b. Anak
didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi)
tentang ilmu dan teknologi.
c. Dengan
metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru
dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
a. Tidak
cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan
ekperimen.
b. Jika
eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk
melanjutkan pelajaran.
c. Metode
ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen
adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang
sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian
hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Penggunaan
teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri
berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan
percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah.
Dengan eksperimn siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang
dipelajarinya. Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (a) Dalam eksperimen setiap siswa
harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan
harus cukup bagi tiap siswa. (b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa
menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka
kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih. (c)
dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses
percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan
pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu. (d) Siswa dalam eksperimen
adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu diberi petunjuk yang jelas,
sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan,
juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih
obyek eksperimen itu. (e) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti
masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan
manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga
masalah itu tidak bias diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
C. Pembelajaran IPA
Pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah
pengetahuan tentang alam semasta dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu
sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat
IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan
segala isinya (Darmojo, 1992: 3)
Selain itu, Nash 1993 (Darmojo, 1992: 3) dalam
bukunya The Nature of Sciences, menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau
metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati
dunia ini bersifat analisis, cermat, serta menghubungkan antara satu fenomena
dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang
baru tentang obyek yang diamatinya.
Sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu
tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya
saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu
kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya
berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang
sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Selanjutnya Winaputra
(1992:123) mengemukakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan
tentang benda atau mahluk hidup, tetapi merupakan cara kerja, cara berpikir dan
cara memecahkan masalah. Jadi, kesimpulan dari uraian di atas sains adalah ilmu
pengetahuan yang mempunyai objek serta menggunakan metode ilmiah.
D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian
Tindakan Kelas dengan menggunakan prosedur penelitian seperti berikut
ini!
Modifikasi model Penelitian tindakan dari Kemmis dan Tagart
Keterangan:
Perencanaan. Uraikan
langkah-langkah kolaborasi yang dilakukan, fakta-fakta empirisyang diperlukan
dalam rangka tindakan, sosialisasi esensi tindakan dan scenario pembelajaran
yang akan dilaksanakan pada guru sejawat dan siswa, perangkatperangkat
pembelajaran yang perlu disiapkan dan dikembangkan, lembaran-lembaran evaluasi
dan instrumen lain berikut kriteria penilaian yang akan disiapkan dan
dikembangkan.
Pelaksanaan. Uraikan langkah-langkah
pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dikembangkan pada langkah
perencanaan. Langkah-langkah pembelajaran ini akan sesuai dengan hakikat teori
yang mendasari strategi pembelajaran, atau sesuai dengan sintaks model
pembelajaran yang diadaptasi. Langkah-langkah pembelajaran tersebut hendaknya
dibuat secara rinci, karena akan mencerminkan kualitas proses pembelajaran yang
akan dihasilkan.
Observasi/Evaluasi. Observasi dilakukan terhadap
interaksi-interaksi akademik yang terjadi sebagai akibat tindakan yang
dilakukan. Interaksi-interaksi yang dimaksud dapat mencakup interaksi antara
siswa dengan materi pelajaran, interaksi antar siswa, interaksi antara siswa
dengan guru. Oleh sebab itu, uraian secara jelas tindakan yang dilakukan
tertuju pada interaksi yang mana saja, bagaimana melakukan observasi, seberapa
sering obserbasi itu dilakukan, dan apa tujuan observasi tersebut. Observasi
yang utuh akan mencerminkan proses tindakan yang berlangsung. Untuk memperoleh
data yang lebih akurat, observasi sering dilengkapi dengan perekaman dengan
tape atau video. Evaluasi biasanya dilakukan untuk mengukur obyek produk,
misalnya kualitas proses pembelajaran, sikap siswa, kompetensi praktikal, atau tanggapan
siswa. Untuk itu, uraikan evaluasi yang dilakukan, jenisnya dan tujuannya, dan
untuk mengukur apa evaluasi itu dilakukan.
Refleksi. Hasil observasi dan evaluasi
selanjutnya direfleksi tingkat ketercapaiannya baik yang terkait dengan proses
maupun terhadap hasil tindakan. Refleksi ini bertujuan untuk memformulasikan
kekuatan-kekuatan yang ditemukan, kelemahan-kelemahaman dan atau hambatan-hambatan
yang mengganjal upaya dalam pencapaian tujuan secara optimal, dan respon siswa.
Refleksi ini harus dijelaskan secara rinci. Tujuannya adalah untuk melakukan
adaptasi terhadap strategi/pendekatan/metode/model pembelajaran yang
diterapkan, lebih memantapkan perencanaan, dan langkah-langkah tindakan yang
lebih spesifik dalam rangka pelaksanaan tindakan selanjutnya.
III.PELAKSANAAN
PERBAIKAN
A. Subjek
Penelitian
Tempat yang dipakai oleh peneliti untuk
melakukan penelitian tindakan kelas adalah kelas V SD Negeri Sukareja Kecamatan
Balongan Kabupaten Indramayu.
1. Lokasi
2. Struktur
Organisasi SD Negeri Sukareja
3. Jadwal
Pelaksanaan
Adapun waktu pelaksanaan dan fokus perbaikan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
No
|
Waktu
|
Siklus
|
Fokus
Perbaikan
|
1
|
Kamis,
3 Maret 2011
|
I
|
Meningkatkan
pemahaman siswa tentang cara membuat magnet dengan cara listrik melalui
percobaan/eksperimen
|
2
|
Kamis,
10 Maret 2011
|
II
|
Siswa dapat
mempresentasikan hasil kerja kelompok tentang cara membuat magnet dengan
aliran listrik.
|
Adapun rencana tersebut yang dijadikan sebagai
pertimbangan oleh penulis, dimana siswa Kelas V tentunya akan mampu dan
memiliki kemandirian dalam mengerjakan tugas, karena siswa Kelas V juga telah
mampu mempraktekan cara membuat magnet dengan aliran listrik. Selain itu
penulis juga sebagai guru yang ditugaskan mengajar di Kelas V.
4. Karakteristik
Karakteristik siswa Kelas V (lima) SD Negeri
Sukareja adalah sebagai berikut : jumlah siswa 22 orang, siswa laki-laki 12
orang dan jumlah siswa perempuan 10 orang. Sedangkan latar belakang siswa
berasal dari keluarga dengan tingkat kehidupan yang beragam, 40% pekerjaan
orang tua siswa Swasta, 30% pekerjaan orang tua siswa buruh dan Petani, 20%
pekerjaan orang tua siswa pedagang dan tukang bangunan, dan 10% pekerjaan orang
tua siswa pegawai negeri sipil.
B. Deskripsi
per Siklus
1. Prosedur Pelaksanaan
Di dalam pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
yang di rencanakan menggunakan 2 Siklus, dimana Siklus I (pertama), dan Siklus
II (kedua), akan membahas KD Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan
energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet), selama 2X
pertemuan.
Selama melakukan kegiatan perbaikan ini setiap
akhir pertemuan akan diadakan tes, yang hasilnya akan digunakan untuk mengukur
seberapa besar hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran
secara rinci, hasil pelaksanaan kegiatan Perbaikan Pembelajaran ini akan
diuraikan sesuai dengan urutan Siklus yang telah direncanakan.
2. Hasil Perbaikan
1. Siklus 1
Tujuan
Perbaikan : Meningkatkan pemahaman siswa
tentang cara membuat magnet dengan cara listrik melalui percobaan/eksperimen
1. Kegiatan
Awal (5 Menit)
a. Mengkondisikan
siswa dengan membagi kelompok.
b. Tanya
jawab dengan siswa tentang materi yang lalu.
1. Sebutkan
benda apa saja yang tertarik oleh magnet ?
2. Sebutkan
macam-macam cara pembuatan magnet?
c. Menyampaikan
tujuan pembelajaran dan kegiatan.
2. Kegiatan
Inti (20 Menit)
a. Guru
menyiapkan alat peraga membuat magnet yang dialiri listrik
b. Guru
menjelaskan tentang macam-macam cara membuat magnet
c. Guru
menjelaskan materi tentang cara membuat magnet dengan aliran listrik
d. Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya tentang cara membuat magnet dialiri listrik.
e. Guru
mendemonstrasikan cara membuat magnet yang dialiri listrik.
f. Guru
membagikan alat peraga pada setiap kelompok
g. Guru
membagikan LKK pada setiap kelompok
h. Dengan
bimbingan guru siswa berdiskusi mengisi daftar isian tabel pada LKK.
i. Guru
mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan daftar isian pada tabel.
3. Kegiatan
Akhir (10 Menit)
a. Hasil
pembelajaran di koreksi dengan pengetahuan awal siswa tentang cara membuat
magnet
b. Guru
mengajukan 5 pertanyaan sebagai pos tes.
2. Siklus 2
Tujuan Perbaikan :
- Meningkatkan pemahaman siswa
tentang cara membuat magnet dengan cara listrik melalui percobaan/eksperimen
- Siswa dapat
mempresentasikan hasil kerja kelompok tentang cara membuat magnet dengan alira
listrik.
1. Kegiatan
Awal (5 Menit)
a. Mengkondisikan
siswa dengan membagi kelompok.
b. Tanya
jawab dengan siswa tentang materi yang lalu.
1. Sebutkan benda apa saja
yang tertarik oleh magnet ?
2. Sebutkan macam-macam
cara pembuatan magnet?
c. Menyampaikan
tujuan pembelajaran dan kegiatan.
2. Kegiatan
Inti (20 Menit)
a. Guru
menyiapkan alat peraga membuat magnet yang dialiri listrik
b. Guru
menjelaskan tentang macam-macam cara membuat magnet
c. Guru
menjelaskan materi tentang cara membuat magnet dengan aliran listrik
d. Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya tentang cara membuat magnet dialiri listrik.
e. Guru
mendemonstrasikan cara membuat magnet yang dialiri listrik.
f. Guru
membagikan alat peraga pada setiap kelompok
g. Guru
membagikan LKK pada setiap kelompok
h. Dengan
bimbingan guru siswa berdiskusi mengisi daftar isian tabel pada LKK.
i. Guru
menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
j. Guru
mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan daftar isian pada tabel.
3. Kegiatan
Akhir (10 Menit)
a. Hasil
pembelajaran di koreksi dengan pengetahuan awal siswa tentang cara membuat
magnet
b. Guru
mengajukan 5 pertanyaan sebagai pos tes.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran
IPA adalah sebagai berikut :
a. Menggali pengetahuan awal siswa tentang
materi sifat-sifat magnet dan kegunaanya melalui alat peraga.
b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
siswa sambil memperlihatkan alat peraga
d. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapatnya tentang sifat-sifat magnet dan kegunaanya dalam kehidupan
sehari-hari
e. Membuat rumusan secara bersama-sama tentang
sifat-sifat magnet dan kegunaanya melalui alat peraga
f. Merefleksi materi pelajaran yang telah
dimiliki siswa
h. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jawab
tentang materi pelajaran.
i. Merumuskan hasil
kerja siswa secara bersama-sama dalam diskusi kelas
j. Meningkatkan motivasi
siswa melalui pemberian tugas yang sesuai dengan bahan ajar
k. Dengan bimbingan guru siswa bertanya jawab
tentang hasil diskusi kelompoknya
l. Pengetahuan baru hasil pembelajaran
dikorelasikan dengan kehidupan sehari-hari.
A. Deskripsi
per-Siklus
1. Siklus I
(pertama)
Dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada
Siklus I (pertama) pada siswa Kelas V SD Negeri Sukareja, dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 1
Data Hasil Belajar Siswa Siklus I (pertama)
Grafik 1
Data Siswa Yang Memperoleh Nilai Pada Siklus I (pertama)
Berdasarkan tabel 1 dan Grafik 1 menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Sukareja pada Siklus I (pertama)
mencapai rata-rata 56,36 dengan rincian dari 20 siswa, yang nilanya tuntas
hanya 2 siswa yang mendapat nilai 80, dan ada 4 siswa lagi mendapat nilai 70,
kemudian yang tidak tuntas ada 5 siswa mendapat nilai 60, ada 7 siswa mendapat
nilai 50, ada 3 orang mendapat nilai 40, dan ada 1 siswa mendapat nilai 30,
jadi persentase ketuntasan siswa 25,00%, sehingga dapat dikatagorikan buruk.
2. Siklus
II (Kedua)
Dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada
Siklus II (Kedua) pada siswa Kelas V SD Negeri Sukareja, dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 2
Data Hasil Belajar Siswa Siklus II (kedua)
Data Siswa Yang Memperoleh Nilai Pada Siklus II (kedua)
Berdasarkan tabel 2 dan Grafik 2 menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Sukareja pada Siklus II (kedua)
mencapai rata-rata 80,91 dengan rincian dari 20 siswa, yang nilanya tuntas
hanya 3 siswa yang mendapat nilai 100, dan ada 5 siswa lagi mendapat nilai 90,
dan ada 7 siswa lagi mendapat nilai 80, serta ada 5 siswa lagi yang mendapat
nilai 70,masih ada juga nilai tidak tuntas namum hanya 2 siswa mendapat nilai
60, jadi secara keseluruhan dari hasil pembelajaran siklus II
(kedua) presentase ketuntasan siswa mencapai 90,90 %, sehingga dapat di
katagorikan sangat baik.
3. Perbandingan
Siklus I dan Siklus II
Dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada Siklus I dan Siklus
II ada peningkatan nilai rata-rata dan presentase pada siswa Kelas V
SD Negeri Sukareja, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Grafik 3
Rata-rata Nilai Tes dan Presentase Tuntas
Perbandingan Siklus I dan Siklus II
Dari diagram kelihatan pada Siklus I (pertama)
nilai rata-rata 56,36, dan Persentase Tuntas 25,00% dengan katagori buruk, dan
pada Siklus II (kedua) nilai rata-rata 80,91, dan Persentase Tuntas mencapai
90,90%, sehingga dapat dikatagorikan sangat baik.
B. Pembahasan
Didalam
pembahasan pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran lebih difokuskan pada
pemahaman konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan metode
ilmiah tentang hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya
gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). Penulis menemukan beberapa permasalahan
mendasar yang menyebabkan rendahnya tingkat kemampuan.
Sehingga pada akhir pelaksanaan kegiatan
Perbaikan Pembelajaran siswa diharapkan sudah mengalami peningkatan, dimana
siswa dapat meningkatkan perolehan nilai yang kurang dari 6,00 tidak ada lagi
dan perkembangan selisih siklus I-II mencapai 65.90 %. Adapun peningkatan pada
akhirnya untuk mata pelajaran Ilmu Pengatahuan Alam sebagai berikut :
1. Peningkatkan
hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Sukareja dalam mata pelajaran IPA semakin
membaik.
2. Motivasi
dan kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran semakin terarah dan membaik.
3. Aktifitas
dan kreatifitas siswa dalam mengikuti pelajaran IPA semakin meningkat.
Hasil yang diperoleh dari perbaikan
pembelajaran dapat diketahui melalui Siklus Pertama, dan Siklus Kedua yang
telah dilakukan sehingga dapat tuangkan dalam bentuk tabel penilaian.
C. Refleksi
Dari keseluruhan Siklus penelitia yang sudah
dilaksanakan ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa, kemudian untuk
memaksimalkannya maka diperlukan penambahan tindakan kepada siswa seperti
memberikan perhatian kepada siswa yang tidak aktif.
Sementara itu pelaksanaan Siklus II (kedua)
berpedoman pada rencana pembelajaran Siklus I (kesatu) yang telah dibuat.
Pengamatan terhadap siswa juga mengalami kemajuan dari pada Siklus I (kesatu).
Pada Siklus II (kedua) mencapai nilai rata- rata 80.91 atau 90.90%. Sehingga
dapat dikatakan dalam katagori sangat baik.
D. Hal
– hal yang unik
a. Pada
siklus 1, salah satu salah siswa yang sedang bermain mobil-mobilan pada saat
pembelajaran berlangsung sehingga mengganggu siswa lain yang sedang belajar.
Sehingga kelas menjadi kacau dan rebut. Tetapi setelah guru memberi tahu anak
itu dengan cara mengasih pertanyaan, dan akhirnya anak itu kaget kemudian
diarahkan ke materi pembelajaran lagi. Sehingga suasana kelas tertib kembali,
dan guru melanjutkan pembelajaran lagi
b. Pada
siklus II, siswa tampak senang menerima materi pelajaran, walaupun awalnya
terlihat tegang, hal ini karena siswa melihat ada supervisor II yang menjadi
Observer
V.KESIMPULAN
DAN SARAN
A.Kesimpulan
Dengan telah selesainya kegiatan perbaikan
ini, berdasarkan tahap pelaksanaan mulai dari Siklus I (pertama) sampai dengan
Siklus II (kedua). Penulis menarik suatu kesimpulan :
1. Setelah
melaksanakan Siklus I (pertama) hasil nilai yang diperoleh adalah rata-rata
56,36 dengan persentase ketuntasan 25,00%. Hal ini belum maksimal, siswa belum
terkonsentarsi dengan baik, sehingga masih banyak siswa yang kurang mendengar
penjelasan guru.
2. Siklus
II (kedua) mengalami peningkatan hasil belajar yang sangat baik ini terlihat
dari hasil nilai yang diperoleh siswa rata-rata 80.91, dengan persentase
ketuntasan 90.90%, sehingga kenaikan ini sangat baik, nilai ini didapatkan
karena siswa sudah bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan
baik dan benar.
3. Penggunaan
materi pelajaran dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode mengajar
berpariasi yang optimal dapat memberikan rangsangan kreatifitas siswa, sehingga
suasana kelas konduktif, maka terciplah suasana Pembelajaran Aktif Kreatif dan
Menyenangkan (PAKEM).
B. Saran-Saran
1. Guru
dalam mengajar hendaknya melibatkan siswa secara aktif, agar siswa merasa lebih
dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan prilaku yang baik.
2. Dalam
kegiatan pembelajaran hendaknya siswa dimotivasi untuk mampu mengungkapkan ide
dan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa akan lebih mampu
mengkonsentrasikan ide dan pengalamannya ke dalam konsep pelajaran yang sedang
dipelajari. Sehingga di dalam mengajar dapat berperan sebagai fasilitator dan
moifator yang bisa memberikan dan menyediakan pengalaman belajar yang
memungkinkan siswa untuk bertanggung jawab dalam melakukan proses pembelajaran.
3. Dalam
proses pembelajaran hendaknya guru bisa menggunakan metode
pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi
pelajaran yang diberikan.
4. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan pertanyaan dan
memotivasi dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas ( 2008 ) Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Kelas IV
Drs.
H. Udin S. Winataputra, MA., dkk Strategi Belajar Mengajar (PGSD 2201)Penerbit
Universitas Terbuka
I.G.A.K
Wardani, Kuswara Penelitian Tindakan Kelas (IDIK 4008) Penerbit
Universitas Terbuka
TIM
TAP FKIP. UT Panduan Tugas Akhir Program Sarjana FKIP (IDIK4500)Penerbit
Universitas Terbuka
TIM
FKIP Pemantapan Kemapuan Profesional (PDGK 4501) Penerbit
Universitas Terbuka
Arikunto,
Suharsimi, 1993. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta : Renika Cipta.
Haryanto, 2006. Sains Untuk Sekolah
Dasar kelas V, Jakarta, Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar