Minggu, 15 Desember 2013

RANCANGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS XI IPA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 2 KALINYANMATAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

RANCANGAN PENELITIAN
TINDAKAN KELAS ( PTK ) MENINGKATKAN MOTIVASI DAN  PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS XI IPA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 2 KALINYANMATAN JEPARA
 TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Guru Pengampu : DIDIK ADI SETIAWAN.S.pd















Nama : Ahmad Riyanto (5)
                  Noor Arif Fahrudin
Kelas :XII S2

SMA ISLAM SULTAN AGUNG 2 KALINYAMATAN JEPARA
DAFTAR ISI

Halaman judul         i
Daftar isi        ii   
BAB I PENDAHULUAN        1
1.1    Latar Belakang Masalah        1
1.2    Rumusan Masalah         3
1.3    Tujuan Penelitian        3
1.4    Manfaat Penelitian         3
1.5    HipotesisTindakan        3
1.6    Ruang Lingkup Penelitian        4
1.7    Definisi Operasional Variabel        4
BAB II LANDASAN TEORI        5
2.1.    Sistem Pembelajaran Penemuan (Discovery)        5
2.2.    Motivasi Belajar        6
2.3.    Prestasi Belajar IPA        8
BAB III METODELOGI PENELITIAN        9
3.1.    Lokasi Penelitian         9
3.2.    Pendekatan Penelitian        9
3.3.    Objek Penelitian (Populasi)        9
3.4.    Populasi dan Sampel Penelitian        9
3.5.    Teknik Pengumpulan Data        9
3.6.    Teknik Analisias Data        9
Daftar pustaka








BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan.
Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perl~emangan itu terjadi karena terdorong adanya pembaharuan tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidi kan yang mencakup seluruh komponen yang ada. Pembangunan d bidang pendidikan barulah ada artinya apabila dalam pendidiakn dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang membangun.
 Pada hakekatnya kegiatan beiajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan rnembangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA. Misalnya dengan mcmbimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsepkonsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran IPA yang diharapkan oleh guru adalah 90,00. Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran IPA sangat rendah yaitu mencapai 50,00.
Hal ini disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah, tanpa menggunakan alat peraga, dan materi pelajaran tidak disampaikan secara kronologis. Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat la.ngsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep IPA. Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001 : 3).
 Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa. Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran penemuan (discovery) untuk mengungkapkan apakah dengan model penemuan (discovery) dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar IPA. Penulis memilih metode pembelaja.an ini mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran. (Siadari, 2001: 4).
Dalam metode pembelajaran penemuan (discovery) siswa iebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.
Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul " Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar IPA dengan Metode Pembelajaran Discovery Pada Siswa Kelas XI IPA Di SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011 ".

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar helakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran discovery terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran IPA pada siswa kelas XI IPA Di SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011?
2.    Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya pembelajaran discovery mata pelajaran IPA pada siswa kelas XI IPA Di SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011?
C.    Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1.    Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran discovery mata pelajaran IPA pada siswa kelas XI IPA Di SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.
2.    Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran discovery mata pelajaran IPA pada siswa kelas XI IPA Di SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.
D.     Manfaat Penelitian
Penulis mergharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1.    Guru
Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi IPA.
2.    Siswa
Meningkatkan motivasi dan prestasi pada mata pelajaran-pelajaran IPA
3.    Sekolah Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di sekolah tersebut.
E.    HipotesisTindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan adalah sebagai berikut:
1.    Penerapan pembelajaran disvovery dapat meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran IPA pada siswa kelas XI IPA Di SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.
2.    Penerapan pembelajaran discovery dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPA pada siswa kelas XI IPA Di SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011


F.    Ruang Lingkup Penelitian
       Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1.     Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah masalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa.
2.    Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas XI Ipa
3.    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011
4.    Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada kompetensi dasar menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.
G.    Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1.    Metode pembelajaran penemuan (discovery) adalah : Suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri. Agar anak dapat belaiar sendiri
2.    Motivasi belajar adalah: Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah. lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3.    Prestasi belajar adalah: Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.
















BAB II
LANDASAN TEORI
a.    Sistem Pembelajaran Penemuan (Discovery)
Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, manbuat dugaan, menjelaskan, mengukur membuat kesimpulan dan sebainya. Suatu konsep misalnya: segi tiga, pans, demokrasi dan sebagainya, sedang yang dimaksud dengan prisnsip antara lain ialah: logam apabila dipanaskan akan mengembang. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi.
Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning siswa (belajar sendiri) itu, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan menggunakan discovery learning, ialah suatu cara meng~ajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri. Agar anak dapat belajar sendiri.
Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai berikut:
•    Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.
•    Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut. Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para siswa.
•    Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengankernampuannya masing-masing.
•    Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.
•    Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.
Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar saja, membantu bila diperlukan.
Walalupun demikian baiknya teknik ini toh masih ada pula kelemahan yang perlu diperhatikan ialah:
•    Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
•    Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.
•    Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa.
•    Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.
b.    Motivasi Belajar
Pengertian Motivasi
 Motivasi adalah daya dalarn diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan-kesiapan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 2000: 28).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang rnengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. :Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik.
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Macam-macam Motivasi Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.    Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar (Usman, 2000: 29).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 115), motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Menurut Winata (dalam Erriniati, 1994: ]05) ada beberapa strategi dalam mengaiar untuk membangun motivasi intrins.k. Strategi tersebut adalah sebagai berikut:
•    Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa.
•    Memberikan kebebasan dalam memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok.
•    Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan tugas dan memanfaatkan surnber belajar di sekolah.
•    Sesekali memberikan penghargaan pada siswa atas pekerjaannya.
•    Meminta siswa untuk menjeiaskan hasil pekerjaannya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Seseorang yang merniliki motivasi intrinsik dalam darinya maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
2.    Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama di kelasnya (Usman, 2000: 29).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 117), motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi instrinsik antata lain:
1.    Kompetisi (persaingan): guru berusaha menciptakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.
2.    Pace Making (membuat tujuan sementara atu dekat): Pada awal kegiatan belajar mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa TPK yang akan dicapai sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TPK tersebut.
3.    Tujuan yang jelas: Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar ni]ai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakuakan sesuatu perbuatan.
4.    Kesempurnaan untuk sukses: Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha mandiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
5.    Minat yang besar: Motif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar.
6.    Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bawa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa.
Dari uraian di atas diketahui bahwa motivsi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.
c.    Prestasi Belajar IPA
         Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran. Contoh Proposal PTK
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk rnengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar IPA adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar IPA.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A.    Lokasi Penelitian
    Penelitian ini dilakukan di SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara yang terletak di Desa Kriyan Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara dijalan Welahan – Gotri.
B.    Pendekatan Penelitian
    Penelitian ini dilakukan di SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara yang terletak di Desa Kriyan Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara dijalan Welahan – Gotri terhadap TINDAKAN KELAS ( PTK ) MENINGKATKAN MOTIVASI DAN  PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA. Oleh karena itu ,Pendekatan ini digunakan adalah pendekatan deskriptif yaitu memperoleh gambaran mengenai sikap atau tanggapan peserta didik SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara terhadap TINDAKAN KELAS ( PTK ) MENINGKATKAN MOTIVASI DAN  PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA

C.    Objek Penelitian (Populasi)
    Objek penelitian adalah permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan penelitian. Penentuan objek penelitian sangat penting dikarenakan untuk menunjang kegiatan selama penelitian, sehingga hal-hal yang diperlukan dalam penelitian akan mudah dicapai.
D.    Populasi dan Sampel Penelitian
    Populasi adalah Seluruh unsur atau elemen yang menjadi anggota dalam suatu kesatuan yang diteliti. Jadi dalam penelitian ini penulis tidak mungkin mendata atau menanyai atau mewarancarai semua siswa – siswi yang ada di SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara. Apabila jumlah siswa – siswi yang ada di SMA Islam Sultan Agung 2 ada 2 Kelas IPA maka yang diambil 10%nya atau diambil  antara 5 – 10 orang  yang kita wawancarai maupun kita data .
    Sampel adalah objek penelitian yang dipilih dan ditetapkan untuk diteliti lebih jauh sesuai dengan memerlukan penelitian . Jadi dalam penelitian, penulis mengunakan sampel berstrata (Stratified sampling) adalah pengambilan sampel yang dilakukan apabila penelitian memerlukan data yang bertingkat dan berlapis .
E.    Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan TINDAKAN KELAS ( PTK ) MENINGKATKAN MOTIVASI DAN  PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA maka peneliti akan menggunkan teknik langsung terjun kelapangan yang berupa observasi. Karena dengan instrument pengumpulan data semacam ini peneliti rasa data yang akan dikumpulkan lebih akurat bila kita mengamati sendiri apa yang akan terjadi dilapangan tersebut.

F.    Teknik Analisias Data
Data yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptif dengan tabulasi dan persentase. Mengenai jenis kegiatan ekstrakurikuler dan jenis aktivitas belajar siswa akan dianalisis dengan memaparkan dalam bentuk kalimat. Sedangkan mengenai TINDAKAN KELAS ( PTK ) MENINGKATKAN MOTIVASI DAN  PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA di SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara































DAFTAR PUSTAKA
1.    Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
2.     http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/07/contoh-proposal-ptk-penelitian-tindakan.html
3.    Copyright aadesanjaya.blogspot.com

Senin, 02 Desember 2013

KERJASAMA REGIONAL, BILATERAL DAN MULTILATERAL INDONESIA




Dalam kurun waktu 2005-2009, berbagai kalangan menganggap bahwa tahun 2008 merupakan tahun yang tidak menguntungkan bagi setiap negara karena terganggunya perkembangan makro ekonomi disemua negara. Penyebabnya tak lain disebabkan oleh dampak krisis keuangan global yang melanda dunia. Besarnya dampak dari krisis yang dialami oleh setiap negara sangat bergantung pada kebijakan yang diambil dan fundamental ekonomi negara yang bersangkutan. Beruntung Indonesia masih mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif jika dibandingkan dengan negara tetangga yang pertumbuhan ekonominya menjadi minus seperti Singapura sampai menembus 2 digit.
Penurunan ekspor dan perlambatan pertumbuhan investasi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih akan terjadi di tahun 2010. Upaya yang dilakukan untuk menjaga kemerosotan pertumbuhan ekonomi, diantaranya ditempuh melalui penyelesaian hambatan atas berbagai produk-produk Indonesia di negara mitra dagang, karena ada kecenderungan dalam masa krisis ini hampir setiap negara melakukan proteksi untuk melindungi pasar mereka yang mana kebijakan tersebut bertentangan dengan aturan yang ada. Oleh karena itu, kebijakan yang dilakukan oleh beberapa negara dalam rangka melindungi pasar mereka cenderung tidak transparan.
Upaya yang dilakukan oleh Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional adalah secara terus menerus mendorong perundingan disemua fora perundingan melalui 3 (tiga) fora kerjasama, yaitu: (i) fora multilateral; (ii) fora regional; dan (iii) fora bilateral.
I. Forum Kerjasama Multilateral
Di WTO, perundingan Doha Development Agenda (DDA) masih berjalan dan pada saat ini sedang ada proses intensif di Geneva untuk membahas draft text yang disiapkan oleh Chairman dari Kelompok Perundingan Pertanian dan Non-Pertanian. Indonesia, sebagai koordinator G-33, tetap mempertahankan posisinya berkaitan dengan Special Products.
Perbedaan mendasar dari rumitnya perundingan DDA antara lain terletak pada 3 isu utama (Triangle Issues) yaitu:
(i) Domestic Support (terkait dengan subsidi pertanian) dan Market Access (terkait dengan penurunan tarif;
(ii) Special Product/SP dan Special Safeguard Mechanism/SSM) di bidang Pertanian; serta
(iii) Formula penurunan tarif di Bidang Non-Agricultural Market Access (NAMA).
Dari isu tersebut, Indonesia berkepentingan untuk memperjuangan Special Product (SP) dan Special Safeguard Mechanism (SSM) di forum WTO karena kedua isu tersebut terkait langsung dengan pengentasan kemiskinan, pembangunan pedesaan, dan ketahanan pangan bagi bangsa Indonesia.
Selain itu, dalam kerangka Organisasi Komoditi Internasional, Indonesia telah meratifikasi ”International Coffee Agreement (ICA) 2007” melalui peraturan Presiden RI No. 63 Tahun 2008, tanggal 19 Oktober 2008. Ratifikasi ICA ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan perolehan keuntungan dari komoditi kopi bagi kesejahteraan masyarakat petani maupun produsen kopi.
Dalam upaya melakukan pembelaan terhadap kelancaran arus ekspor Indonesia dan mempertahankan akses pasar ekspor ke manca negara, maka sejak tahun 2005 hingga sampai akhir tahun 2009, Indonesia telah menangani kasus tuduhan dumping, subsidi dan safeguards sebanyak 196 kasus, yang terdiri dari tuduhan dumping sebanyak 163 kasus, tuduhan subsidi 12 kasus, dan terkena tindakan safeguards sebanyak 21 kasus.
II. Forum Regional
Komitmen yang paling penting dalam perjanjian perdagangan internasional yang bersifat regional adalah ASEAN Charter dan kesepakatan ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint yang ditandatangani oleh masing-masing Kepala Negara pada ASEAN Summit pada bulan Nopember 2007 yang lalu.
Terdapat 4 (empat) pilar yang menjadi strategi dalam membangun ASEAN Economic Community/Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yaitu :
(1) Pasar Tunggal dan Berbasis Produksi;
(2) Wilayah berdaya saing Ekonomi;
(3) Pembangunan Ekonomi yang Adil dan Merata; dan
(4) Integrasi dengan Perekonomian Global.
Berbagai Persetujuan maupun kesepakatan dalam kerangka MEA telah disepakati. Khusus dalam pilar Pasar Tunggal dan Berbasis Produksi, beberapa Persetujuan penting telah kita tandatangani yang meliputi :
(i) Persetujuan di Bidang Perdagangan Barang (ATIGA),
(ii) Persetujuan di Bidang Perdagangan Jasa (AFAS Paket ke-7), dan Persetujuan di Bidang Investasi (ACIA).
Dalam rangka implementasi ATIGA secara lebih komprehensif, khususnya terkait dengan penghapusan Non Tariff Barriers (NTB) secara bertahap sejak 2008 hingga 2010, Indonesia belum dapat melakukannya. Untuk AFAS Paket 7 dan ACIA, penyelesaian ratifikasi diprediksi akan mengalami kelambatan sehubungan dengan belum disepakatinya komitmen pendukung pelaksanaannya. Untuk itu, Indonesia dan Negara Anggota ASEAN lainnya mendorong sektor terkait masing-masing untuk menyelesaikan komitmen pendukung tersebut agar dapat dapat difinalisasi sesuai.
Di luar AEC, perundingan ASEAN dengan mitra dialog juga dilakukan yaitu dengan RRT, Korea, Jepang, Australia-New Zealand dan India. Kerjasama ekonomi lainnya yang dilakukan di forum Regional adalah melalui kerjasama ekonomi APEC telah mendorong menyelesaikan krisis ekonomi global, percepatan integrasi ekonomi regional serta mendukung proses penyelesaian perundingan WTO DDA agar dapat diselesaikan pada waktu yang tepat dengan mengakomodir kepentingan banyak anggota.
III. Forum Bilateral
Indonesia telah melakukan dan meyelesaikan negosiasi perjanjian perdagangan bilateral yang komprehensif dengan Jepang, yaitu Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) yang ditandatangani oleh kedua kepala negara bulan Agustus yang lalu. Hal utama yang memerlukan koordinasi agar hasil optimal dari IJ-EPA bisa direalisasikan oleh pihak Indonesia adalah bagian capacity building.
Sejak implementasi IJEPA tanggal 1 Juli 2008 Indonesia telah mengirim 104 nurses dan 104 caregivers. Selain itu juga Jepang akan memindahkan tempat pelatihan bahasa Jepang untuk calon nurse dan caregiver ke Indonesia Pada tahun 2009.
Kerjasama dalam kerangka Free Trade Area merupakan yang pertama dilakukan oleh Indonesia dengan negara mitra. Untuk itu, Indonesia secara terus menerus menggarap kerjasama yang sama dengan negara mitra dagang lainnya yang kesemuanya dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing produk-produk ekspor Indonesia.
Untuk perundingan bilateral yang selanjutnya, ada tiga yang telah selesai studi kelayakannya, yaitu dengan EFTA (European Free Trade Association) yang terdiri dari Norway, Iceland, Switzerland dan Liechtenstein), India dan Australia.
Isu lain yang dihadapi secara bilateral dengan beberapa negara mitra dagang, antara lain adalah masih terdapat berbagai hambatan Non-Tarif atau aturan-aturan yang cukup memberatkan seperti “REACH” yang dikeluarkan oleh Uni Eropa yang mencakup Registration, Evaluation, Authorisation and Restriction of Chemicals. Hambatan lain yang diterapkan oleh negara lain antara lain legalisasi dokumen ekspor, keharusan calling visa bagi pengusaha RI, dan masalah pembayaran. Selain itu, L/C kerap mengalami penundaan pencairan, prosedur pencairan yang kaku juga membuat dana-dana yang dibutuhkan pengusaha Indonesia menjadi terlambat diterima, serta belum adanya pembayaran langsung. Upaya yang telah dilakukan antara lain; memfasilitasi registrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Pendekatan kepada Parlemen UE guna menjelaskan bahwa Palm oil Indonesia telah memenuhi persyaratan lingkungan (substainability).
Dari berbagai perundingan yang telah dilakukan, Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional juga telah melakukan sosialisasi Hasil Kesepakatan Kerjasama Perdagangan Internasional di pusat dan di berbagai daerah. Dalam pelaksanaannya kegiatan sosialisasi tersebut bekerjasama dengan KADIN, dan Pemerintah Daerah.

Contoh perjanjian bilateral 1.Perjanjian ekstradisi Indonesia Malaysia pada tahun 1974 Ekstradisi adalah sebuah proses formal di mana seorang tersangka kriminal ditahan oleh suatu pemerintah diserahkan kepada pemerintahan lain untuk menjalani persidangan atau, tersangka tersebut sudah disidang dan ditemukan bersalah, menjalani hukumnya. Untuk mengembangkan kerjasama yang effektif dalam penegakan hukum dan pelaksanaan peradilan, perlu diadakan kerjasama dengan negara tetangga, agar orang orang yang dicari atau yang telah dipidana dan melarikan diri ke luar negeri tidak dapat meloloskan diri dari hukuman yang seharusnya diterima. Kerjasama yang effektif itu hanya dapat dilakukan dengan perjanjian ekstradisi dengan negara yang bersangkutan. Mengingat bahwa sampai sekarang Pemerintah Republik Indonesia belum pernah mengadakan perjanjian ekstradisi dengan negara manapun, maka hal tersebut sangat menghambat pelaksanaan peradilan (administration of justice) yang baik. Dalam hal kejahatan itu ada hubungannya dengan ekonomi dan keuangan maka hal tersebut juga mempunyai pengaruh terhadap pembangunan nasional. Berhubung dengan itu maka sudah waktunya mengadakan perjanjian perjanjian ekstradisi dengan negara lain terutama dengan negara negara tetangga. Dalam perjanjian ekstradisi dengan Malaysia tersebut sudah dimasukkan semua azas azas umum yang sudah diakui dan biasa dilakukan dalam hukum internasional mengenai ekstradisi seperti: a. azas bahwa tindak pidana yang bersangkutan merupakan tindak pidana baik menurut sistim hukum Indonesia maupun sistim hukum Malaysia ("double criminality"), b. kejahatan politik tidak diserahkan, c. hak untuk tidak menyerahkan warganegara sendiri dan lain *4667 lainnya. 2.Perjanjian bilateral Indonesia India di bidang pertahanan dan ekonomi pada tahun 2011 Indonesia dan India setuju memperkuat kerja sama strategis dengan sering melakukan konsultasi diplomatik dan memperkuat hubungan di bidang pertahanan dan ekonomi. Hal ini terungkap dalam pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri Manmohan Singh, di New Delhi, Kamis (24/11). Pertemuan ini masuk dalam rangkaian lawatan Presiden Yudhoyono selama tiga hari di India. Dalam kunjungannya, Yudhoyono juga sempat bertemu dengan Presiden India Avul Pakir Jainulabdeen Abdul Kalam dan Menteri Perdagangan Kamal Nath Tak hanya itu, kedua negara juga sepakat menandatangani empat perjanjian bilateral termasuk pernyataan bersama mengenai kerja sama di masa yang akan datang. Di bidang perdagangan, Indonesia sudah lama mengekspor minyak sawit, batu bara, kertas, kayu, dan beberapa komoditi pertanian. Sebaliknya Indonesia mengambil produk industri mesin, teknologi informasi, dan beberapa produk pertanian dari India. Pada bagian lain Yudhoyono mengatakan, perdagangan antara Indonesia dan India meningkat hingga US$ 3, 4 miliar sejak 2004. Semula, perdagangan antara kedua negara hanya mencapai US$ 1, 4 miliar pada 2000. Sedangkan Menteri Perdagangan India Kamal Nath menyebutkan, perusahaan India telah menanam investasi di Indonesia lebih dari US$ 2 miliar.(IAN/Uri) 3.Perjanjian bilateral Indonesia Perancis di berbagai bidang pada tahun 2011 Kedatangan Perdana Menteri Perancis Francois Fillon dan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadikan momentum untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara dan tertuang dalam penandatanganan enam perjanjian bilateral baru. Enam perjanjian itu yakni tentang kerjasama di bidang pendidikan tinggi, kerjasama di bidang permuseuman. Kemudian, persetujuan kerjasama energi dan sumber daya mineral. Keempat, persetujuan kerjasama pariwisata, kemudian naskah deklarasi mengenai pembentukan MoU kereta api bandung, jalur cisalengka-bandung. Dan terakhir terkait peningkatan keselamatan navigasi penerbangan di wilayah timur Indonesia. "Pertemuan bilateral yang kami laksanakan sangat konstruktif dan produktif dalam arti kami sepakat untuk terus tingkatkan kerjasama dengan temukan dan peluang-peluang baru di tahun-tahun mendatang," ujar Presiden Yudhoyono di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (1/7). Presiden mengatakan, kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan kerjasama ekonomi, terutama di bidang perdagangan dan investasi. Presiden mengatakan, volume perdagangan kedua negara capai US$2,5 miliar di tahun 2010. "Kami sepakat untuk tingkat ini secara signifikan. Ekonomi kedua negara terus tumbuh dan saya yakin kedua negara bisa tingkatkan," kata Presiden. 4.Perjanjian bilateral Indonesia Timor Leste di bidang lingkungan pada tahun 2011 Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Republik Demokratik Timor Leste melakukan kerjasama dalam rangka pengembangan kerjasama lingkungan hidup internasional. Kesepakatan tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman oleh Menteri Lingkungan Hidup RI Gusti Muhammad Hatta dengan Menteri Ekonomi dan Pembangunan Republik Demokratik Timor Leste, Joao Mendes Goncalves di kantor Kementerian Lingkungan Hidup di Jakarta, Selasa. "Hari ini kita memulai kerjasama yang sangat penting. Saya berharap setelah penandatanganan kerjasama bilateral ini dapat memajukan kerjasama dalam bidang manajemen lingkungan," kata Gusti Muhammad Hatta. Gusti mengatakan, kerjasama yang ingin dijalin dengan negara tetangga tersebut yaitu di bidang tata ruang, pengelolaan sampah, pengelolaan tanah, perubahan iklim, manajemen bencana, pengembangan regulasi dan penegakan lingkungan. Selain itu juga kerjasama dalam bidang manajemen terpadu zona pesisir dan laut, keanekaragaman hayati dan laboratorium lingkungan. Kerjasama tersebut dilakukan dengan cara pertukaran ahli teknis, informasi dan praktik terbaik, penelitian dan pelatihan. Dalam memperluas kemitraannya, Indonesia dan Timor Leste juga dapat bekerjasama untuk mengelola masalah-masalah yang menjadi perhatian bersama dalam perjanjian multilateral. "Misalnya, kita berbagi pandangan mengenai pentingnya melanjutkan Climate Change Protokol, dan juga memikili program regional adaptasi dan keanekaragaman hayati setelah implementasi Global Enviromental Fund," tambah Gusti. 5.Perjanjian bilateral Indonesia Vietnam di bidang kebudayaan dan hukum pada tahun 2011 Presiden Susilo Bambang dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung melakukan pembicaraan empat mata dan bilateral di Istana Negara, Rabu (8/8) sore. Kedua pemimpin juga menyaksikan penandatanganan perjanjian kerjasama kebudayaan serta perjanjian antara KPK dan Badan Inspeksi Vietnam. Perjanjian kerjasama kebudayaan ditandatangani Menbudpar Jero Wacik dan Menteri Kebudayaan Vietnam Hoang Tuan Anh. Sementara kerjasama antara KPK dan Badan Inspeksi Vietnam ditandatangani Ketua KPK Taufiequrachman Ruki dan General Inspector Vietnam Tran Van Truyen. Menlu Hassan Wirajuda usai mendampingi Presiden menjelaskan bahwa pertemuan tadi menggarisbawahi hubungan khusus Indonesia dan Vietnam. “Digarisbawahi dalam pembicaraan baik dalam pertemuan empat mata dan pertemuan bilateral adalah kesamaan-kesamaan Indonesia dan Vietnam khususnya dalam berjuang memperoleh dan menegakkan kemerdekaan,” ujar Hassan kepada wartawan. “Dengan latar belakang landasan hubungan yang kuat, disepakati pokok-pokok ke arah memantapkan hubungan bilateral dari segala aspek yang memang sejak tahun 2003 dikemas dalam bentuk kerjasama komprehensif. Artinya, upaya meningkatkan segala aspek hubungan kita dengan Vietnam,” kata Menlu Hassan. Sebagai negara anggota ASEAN, lanjutnya, dalam pertemuan tadi juga dibicarakan hal-hal yang berkaitan dengan upaya memajukan kerjasama ASEAN karena kita berada di tengah proses transformasi ASEAN ke arah komunitas ASEAN. Dibicarakan juga berbagai bidang kerjasama yang selama ini sudah meningkat pesat, misalnya dalam bidang perdagangan dimana peningkatan perdagangan kita tahun lalu dibandingkan dengan tahun sebelumnya meningkat tajam. "Mencapai 1,8 milyar dolar AS dan dalam kerangka itu kita menikmati surplus kurang lebih 240 juta dolar,” Hassan menerangkan. ”Terlepas dari pertumbuhan perdagangan yang terus meningkat, Vietnam dan Indonesia masih merasa bahwa hubungan itu belum mencapai potensi penuh kedua negara karena itu kesepakatan-kesepakatan lain perlu dibangun kedepan,” ia menambahkan. Vietnam adalah negara yang menikmati angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi, karena itu Vietnam menjadi mitra kerjasama ekonomi yang potensial bagi Indonesia ke depan. Disamping kerjasama di bidang perdagangan dan investasi, mereka juga ingin mengembangkan hubungan di bidang energi. "Jangan lupa kita sudah menyepakati perjanjian batas landas kontinen yang sudah diratifikasi kedua negara, karena itu potensi kerjasama di bidang eksplorasi dan ekploitasi minyak di perairan landas kontinen masing-masing. Untuk itu, diharapkan kerjasama Pertamina, Petronas, dan Petro Vietnam dapat dimajukan,” jelas Hassan. Kerjasama lain yang disepakati untuk dikembangkan adalah di bidang pertahanan dan keamanan. Selain itu, pertukaran kunjungan pelatihan anti terorisme dan trans national crimes juga akan dimajukan. Kunjungan PM Tan Dung ini adalah merupakan bagian dari rangkaian kunjungannya ke enam negara ASEAN. Indonesia adalah negara pertama yang dikunjunginya. Mendampingi SBY dalam pertemuan tersebut, antara lain, Menko Polhukkam Widodo AS, Menko Perekonomian Boediono, Menhan Juwono Sudarsono, dan Mendag Mari E. Pangestu Contoh Perjanjian multilateral 1.Perjanjian multilateral se-Asean di bidang penanggulangan bencana pada tahun 2011 Pertemuan multilateral para Kasad/Panglima Angkatan Darat (AD) se Asean tahun 2011 ini diselenggarakan di Hotel Sultan Jakarta (26/10/2011). Pertemuan yang ke 12 ini dihadiri oleh 10 negara anggota yaitu Indonesia, Singapore, Malaysia, Thailand, Myanmar, Burma, Kambodja, Vietnam, Singapore, dan Malaysia. Penandatanganan kerjasama bantuan bagi negara anggota yang mengalami musibah disepakati untuk memberikan dengan tulus tanpa disertai kepentingan negara pemberi bantuan ditandatangani oleh seluruh Kepala Staf Angkatan Darat/Panglima se-Asean Kepala Staf Angkatan Darat TNI Jend Pramono Wibowo Edhie dalam prescon mengatakan, “Dalam rangka kerjasama multilateral atau komunikasi angkatan darat se Asean dibidang penanggulangan bencana alam adalah kegiatan rutin yang telah diadakan selama ini sebanyak 12 kali,” kataPramono. Pramono melanjutkan, “Dari beberapa pembicaraan dan diskusi pada acara ini dapat disimpulkan bahwa semua bencana yang kita alami selama ini adalah sama yaitu korban manusia dan materiil, telah diambil kesepakatan dalam peningkatan kerjasama dan penetapan SOP (Standard Procedure Operational ) agar lebih muda peneterapannya di lapangan,” terangnya. Karena itu langkah cepat harus diambil misalnya untuk korban banjir, tsunami, gempa bumi yang selalu menimbukan kerugian yang besar. Dan saat ini, Angkatan Darat se-Asean memiliki aset perlengkapan dimana setiap personil dapat menggunakannya untuk operasi militer dalam penanggulangan bencana di Asean. Dalam penandatanganan ini disepakati segera membuat sebuah organisasi untuk mewadahinya yang mengatur apa yang harus dilakukan, bagaimana cara komunikasinya, sehingga apabila terjadi bencana di salah satu anggota dapat dilakukan bantuan tanpa prosedur yang rumit. Reaksi cepat pun harus dilakukann tanpa berpatok pada peraturan bersifat formal tapi informal pun telah disepakati bersama. “Saya memuji semangat persatuan anggota dan kesepakatan selanjutnya bantuan kemanusiaan penanggulangn bencana tidak boleh diikuti oleh kepentingan masing-masing negara artinya harus memberikan bantuan dengan tulus,” ujar Pramono. Pertemuan multilateral ini juga akan dibarengi dengan kegiatan lomba menembak angkatan darat se-Asean yang akan diadakan Kamis, (27/10/11) di Cilodong Jawa 2.Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (Bahasa Inggris:United Nations Convention on the Law of the Sea) disingkat (UNCLOS), juga disebut Konvensi Hukum Laut atau Hukum perjanjian Laut, adalah perjanjian internasional yang dihasilkan dari Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut yang ketiga (UNCLOS III ) yang berlangsung dari tahun 1973 sampai dengan tahun 1982. Konvensi Hukum Laut ini mendefinisikan hak dan tanggung jawab negara dalam penggunaan lautan di dunia serta menetapkan pedoman untuk bisnis, lingkungan, dan pengelolaan sumber daya alam laut. Konvensi kesimpulkan pada tahun 1982, menggantikan perjanjian internasional mengenai laut tahun 1958. UNCLOS diberlakukan pada tahun 1994, setahun setelah Guyana menjadi negara ke 60 untuk menandatangani perjanjian [1] Untuk saat ini telah 158 negara dan Masyarakat Eropa telah bergabung dalam Konvensi. Sedangkan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa menerima instrumen ratifikasi dan aksesi dan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyediakan dukungan untuk pertemuan negara pihak Konvensi, PBB tidak memiliki peran operasional langsung dalam pelaksanaan Konvensi. Ada, bagaimanapun, peran yang dimainkan oleh organisasi-organisasi seperti Organisasi Maritim Internasional, Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional, dan Otorita Dasar laut Internasional (yang terakhir yang didirikan oleh Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa). semoga membantu yya ... :)

Minggu, 01 Desember 2013

LEMBARAN PENGAMATAN TERHADAP KINERJA GURU



LEMBARAN PENGAMATAN TERHADAP KINERJA GURU
Mata Pelajaran            :                                                                                                           Kelas                           :                                                                                                          Hari/Tanggal                  :                                                                                                          Fokus Observasi         :
No.
Aspek yang diobservasi’)
Kemunculan**)
Komentar***)
Ada
Tidak Ada
1.
Penerapan Variasi Metode




Ceramah:
·         Menjelaskan pokok – pokok materi secara sistematis
·         Memberikan ilustrasi
·         ….




Tanya Jawab :
·         Mengajukan pertanyaan
·         Memberikan Kesempatan
·         Kepada siswa untuk bertanya
·         Memindahkan giliran pertanyaan
·         ….




Kerja Kelompok :
·         Menjelaskan tugas yang harus dikerjakan
·         Membagikan LKS
·         Melakukan supervisi terhadap kegiatan kelompok
·         Memberi bantuan kepada kelompok
·         ….



2.
Penggunaan Gambar dan Benda Nyata Sebagai Alat Peraga




Pengguna Gambar:
·         Mamajang
·         Meminta komentar siswa
·         ….




Pengunaan Benda Nyata :
….
….



3.
Dan seterusnya….



*) dibuat rinci sesuai dengan kebutuhan perbaikan pembelakaran                                                           **) Beri tanda √                                                                                                                                         ***) Berikan penjelasan tentang kesesuaian atau ketidaksesuaian dari aspek yang diamati dengan keteria yang ditetapkan