Sebuah ritual
yang sangat penuh dengan misteri yang dimiliki oleh masyarakat Toraja
(Barat) mengenai upacara penguburan yakni Mayat Berjalan.
Suku Toraja
adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan,
Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000
di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja
Utara, dan Kabupaten Mamasa.
ayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut
Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo.
Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari
Agama Hindu Dharma.
“Cerita mayat
berjalan sudah ada sejak dahulu kala. Ratusan tahun yang lalu konon
terjadi perang saudara di Tana toraja yakni orang Toraja Barat berperang
melawan orang Toraja Timur. Dalam peperangan tersebut orang Toraja
Barat kalah telak karena sebagian besar dari mereka tewas, tetapi pada
saat akan pulang ke kampung mereka seluruh mayat orang Toraja Barat
berjalan, sedangkan orang Toraja Timur walaupun hanya sedikit yang tewas
tetapi mereka menggotong mayat saudara mereka yang mati, karena
kejadian tersebut maka peperangan tersebut dianggap seri. Pada keturunan
selanjutnya orang-orang Toraja sering menguburkan mayatnya dengan cara
mayat tersebut berjalan sendiri ke liang kuburnya.”
Yang bisa membuat
mayat berjalan hanya orang-orang tertentu saja dan bukanlah orang
sembarangan. Mayat bisanya dituntun ke kuburannya, namun sebelum
dilaksanakannya prosesi ini, ada beberapa dari anggota keluarga wajib
memberitahukan kepada masyarakat setempat bahwa akan ada mayat yang akan
lewat dan orang- orang dilarang menyapa mayat yang akan lewat tersebut,
karena saat mayat disapa maka mayat tersebut akan jatuh dengan
sendirinya. Mayat tidak akan berjalan sendiri, namun akan ditemani oleh
rombongan dan para wanita akan ikut dari belakang dengan membawa kain
merah pada kepala mereka. Namun saat ini, sudah semakin jarang
orang-orang yang melakukan ritual (mayat berjalan) ini.
0 komentar:
Posting Komentar