RANCANGAN PENELITIAN
TINDAKAN KELAS ( PTK ) MENINGKATKAN MOTIVASI
DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA
SISWA KELAS XI IPA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 2 KALINYANMATAN JEPARA
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Guru Pengampu : DIDIK ADI SETIAWAN.S.pd
Nama : Ahmad Riyanto (5)
Noor Arif Fahrudin
Kelas :XII S2
SMA ISLAM SULTAN AGUNG 2 KALINYAMATAN JEPARA
DAFTAR ISI
Halaman judul i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
1.5 HipotesisTindakan 3
1.6 Ruang Lingkup Penelitian 4
1.7 Definisi Operasional Variabel 4
BAB II LANDASAN TEORI 5
2.1. Sistem Pembelajaran Penemuan (Discovery) 5
2.2. Motivasi Belajar 6
2.3. Prestasi Belajar IPA 8
BAB III METODELOGI PENELITIAN 9
3.1. Lokasi Penelitian 9
3.2. Pendekatan Penelitian 9
3.3. Objek Penelitian (Populasi) 9
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian 9
3.5. Teknik Pengumpulan Data 9
3.6. Teknik Analisias Data 9
Daftar pustaka
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem
pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.
Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha
pembaharuan dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin
mengalami kemajuan.
Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa
ini pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan perkembangan yang
sangat pesat. Perl~emangan itu terjadi karena terdorong adanya
pembaharuan tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin
menemukan metode dan peralatan baru yang dapat memberikan semangat
belajar bagi semua siswa. Bahkan secara keseluruhan dapat dikatakan
bahwa pembaharuan dalam sistem pendidi kan yang mencakup seluruh
komponen yang ada. Pembangunan d bidang pendidikan barulah ada artinya
apabila dalam pendidiakn dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang membangun.
Pada
hakekatnya kegiatan beiajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran.
Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar
merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar
penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan
sebagai sentral pembelajaran.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku
dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses
belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat
suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga menarik sehingga bahan
pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa
perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Guru mengemban
tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman
dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab,
mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus
mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air,
mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan
dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia
pembangunan dan rnembangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).
Berhasilnya tujuan
pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor
guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara
langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta
keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna
mencapai tujuan pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat penting
dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu
memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep
mata pelajaran yang akan disampaikan.
Untuk itu diperlukan suatu
upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah
satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan
materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa
khususnya pelajaran IPA. Misalnya dengan mcmbimbing siswa untuk
bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu
siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih
menguatkan pemahaman siswa terhadap konsepkonsep yang diajarkan.
Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat
menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk
itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga
dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar.
Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran IPA yang diharapkan oleh guru
adalah 90,00. Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan
dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki
dorongan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran IPA sangat
rendah yaitu mencapai 50,00.
Hal ini disebabkan karena guru dalam
proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah, tanpa
menggunakan alat peraga, dan materi pelajaran tidak disampaikan secara
kronologis. Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan
membimbing siswa untuk terlibat la.ngsung dalam kegiatan yang melibatkan
siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan
konsep IPA. Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam
kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh
siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh
menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi
untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi
dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan
mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah
merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001 : 3).
Untuk
itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan
dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan
dan kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal
bagi siswa. Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba
menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran
penemuan (discovery) untuk mengungkapkan apakah dengan model penemuan
(discovery) dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar
IPA. Penulis memilih metode pembelaja.an ini mengkondisikan siswa untuk
terbiasa menemukan, mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan
pengajaran. (Siadari, 2001: 4).
Dalam metode pembelajaran penemuan
(discovery) siswa iebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan sedang
guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara
memecahkan masalah itu.
Dari latar belakang tersebut di atas maka
penulis dalam penelitian ini mengambil judul " Meningkatkan Motivasi Dan
Prestasi Belajar IPA dengan Metode Pembelajaran Discovery Pada Siswa
Kelas XI IPA Di SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara Tahun
Pelajaran 2010/2011 ".
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar helakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran discovery terhadap motivasi
belajar siswa mata pelajaran IPA pada siswa kelas XI IPA Di SMA Islam
Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011?
2.
Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya
pembelajaran discovery mata pelajaran IPA pada siswa kelas XI IPA Di SMA
Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan
pembelajaran discovery mata pelajaran IPA pada siswa kelas XI IPA Di SMA
Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.
2.
Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
diterapkannya pembelajaran discovery mata pelajaran IPA pada siswa kelas
XI IPA Di SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran
2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
Penulis mergharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Guru
Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi IPA.
2. Siswa
Meningkatkan motivasi dan prestasi pada mata pelajaran-pelajaran IPA
3. Sekolah Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di sekolah tersebut.
E. HipotesisTindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan adalah sebagai berikut:
1.
Penerapan pembelajaran disvovery dapat meningkatkan motivasi belajar
mata pelajaran IPA pada siswa kelas XI IPA Di SMA Islam Sultan Agung 2
Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Penerapan
pembelajaran discovery dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata
pelajaran IPA pada siswa kelas XI IPA Di SMA Islam Sultan Agung 2
Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011
F. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah masalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa.
2. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas XI Ipa
3. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011
4.
Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada kompetensi dasar
menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik
sementara maupun tetap.
G. Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Metode pembelajaran penemuan (discovery) adalah : Suatu cara mengajar
yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar
pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri.
Agar anak dapat belaiar sendiri
2. Motivasi belajar adalah: Suatu
proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan
kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah. lakunya untuk
berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3. Prestasi
belajar adalah: Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau
dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.
BAB II
LANDASAN TEORI
a. Sistem Pembelajaran Penemuan (Discovery)
Teknik
penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund discovery
adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep
atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut antara lain
ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, manbuat
dugaan, menjelaskan, mengukur membuat kesimpulan dan sebainya. Suatu
konsep misalnya: segi tiga, pans, demokrasi dan sebagainya, sedang yang
dimaksud dengan prisnsip antara lain ialah: logam apabila dipanaskan
akan mengembang. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau
mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan
memberikan instruksi.
Dr. J. Richard dan asistennya mencoba
self-learning siswa (belajar sendiri) itu, sehingga situasi belajar
mengajar berpindah dari situasi teacher learning menjadi situasi student
dominated learning. Dengan menggunakan discovery learning, ialah suatu
cara meng~ajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental
melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan
mencoba sendiri. Agar anak dapat belajar sendiri.
Penggunaan teknik
discovery ini guru berusaha meningkatkan aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar. Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai berikut:
•
Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak
kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan
siswa.
• Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat
pribadi individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa
siswa tersebut. Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para
siswa.
• Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengankernampuannya masing-masing.
• Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.
• Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.
Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar saja, membantu bila diperlukan.
Walalupun demikian baiknya teknik ini toh masih ada pula kelemahan yang perlu diperhatikan ialah:
•
Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar
ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan
sekitarnya dengan baik.
• Bila kelas terlalu besar penggunaan
teknik ini akan kurang berhasil. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa
dengan perencaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa
bila diganti dengan teknik penemuan.
• Dengan teknik ini ada yang
berpendapat bahwa proses mental ini ada yang berpendapat bahwa proses
mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang
memperhatikan perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi
siswa.
• Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.
b. Motivasi Belajar
Pengertian Motivasi
Motivasi
adalah daya dalarn diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan-kesiapan
kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan.
Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif
menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang
mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan
tertentu (Usman, 2000: 28).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 114)
motivasi adalah suatu pendorong yang rnengubah energi dalam diri
seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
:Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang
tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan
aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur
(2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan
menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi
itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan
lebih baik.
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong
seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Macam-macam Motivasi Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul
sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan,
suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang
demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar (Usman, 2000:
29).
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 115), motivasi instrinsik
adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Menurut Winata (dalam Erriniati, 1994:
]05) ada beberapa strategi dalam mengaiar untuk membangun motivasi
intrins.k. Strategi tersebut adalah sebagai berikut:
• Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa.
• Memberikan kebebasan dalam memperluas materi pelajaran sebatas yang pokok.
• Memberikan banyak waktu ekstra bagi siswa untuk mengerjakan tugas dan memanfaatkan surnber belajar di sekolah.
• Sesekali memberikan penghargaan pada siswa atas pekerjaannya.
• Meminta siswa untuk menjeiaskan hasil pekerjaannya.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi instrinsik adalah
motivasi yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar. Seseorang yang merniliki motivasi intrinsik dalam
darinya maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak
memerlukan motivasi dari luar dirinya.
2. Motivasi Ekstrinsik
Jenis
motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah
karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau
belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang
tuanya agar mendapat peringkat pertama di kelasnya (Usman, 2000: 29).
Sedangkan
menurut Djamarah (2002: 117), motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari
motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif
dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi instrinsik antata lain:
1.
Kompetisi (persaingan): guru berusaha menciptakan persaingan di antara
siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki
hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi
orang lain.
2. Pace Making (membuat tujuan sementara atu dekat):
Pada awal kegiatan belajar mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu
menyampaikan kepada siswa TPK yang akan dicapai sehingga dengan demikian
siswa berusaha untuk mencapai TPK tersebut.
3. Tujuan yang
jelas: Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas
tujuan, makin besar ni]ai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan
makin besar pula motivasi dalam melakuakan sesuatu perbuatan.
4.
Kesempurnaan untuk sukses: Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas,
kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan
akan membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya
banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan
usaha mandiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
5. Minat yang besar: Motif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar.
6.
Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua siswa mau belajar
dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam
kenyataan bawa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan.
Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan
lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat
nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat
bagi siswa.
Dari uraian di atas diketahui bahwa motivsi ekstrinsik
adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai
nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.
c. Prestasi Belajar IPA
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.
Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik
menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang
dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di
sekolah. Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi
belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang
diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan
pikiran. Contoh Proposal PTK
Berdasarkan uraian diatas dapat
dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan
melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan
kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui
dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk
rnengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang
diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana
keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Sejalan
dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar IPA
adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara
langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam
proses belajar mengajar IPA.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan
Jepara yang terletak di Desa Kriyan Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten
Jepara dijalan Welahan – Gotri.
B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara
yang terletak di Desa Kriyan Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara
dijalan Welahan – Gotri terhadap TINDAKAN KELAS ( PTK ) MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY
PADA SISWA. Oleh karena itu ,Pendekatan ini digunakan adalah pendekatan
deskriptif yaitu memperoleh gambaran mengenai sikap atau tanggapan
peserta didik SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara terhadap
TINDAKAN KELAS ( PTK ) MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA
DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA
C. Objek Penelitian (Populasi)
Objek penelitian adalah permasalahan yang dijadikan topik penulisan
dalam rangka menyusun suatu laporan penelitian. Penentuan objek
penelitian sangat penting dikarenakan untuk menunjang kegiatan selama
penelitian, sehingga hal-hal yang diperlukan dalam penelitian akan mudah
dicapai.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah
Seluruh unsur atau elemen yang menjadi anggota dalam suatu kesatuan
yang diteliti. Jadi dalam penelitian ini penulis tidak mungkin mendata
atau menanyai atau mewarancarai semua siswa – siswi yang ada di SMA
Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara. Apabila jumlah siswa – siswi
yang ada di SMA Islam Sultan Agung 2 ada 2 Kelas IPA maka yang diambil
10%nya atau diambil antara 5 – 10 orang yang kita wawancarai maupun
kita data .
Sampel adalah objek penelitian yang dipilih dan
ditetapkan untuk diteliti lebih jauh sesuai dengan memerlukan penelitian
. Jadi dalam penelitian, penulis mengunakan sampel berstrata
(Stratified sampling) adalah pengambilan sampel yang dilakukan apabila
penelitian memerlukan data yang bertingkat dan berlapis .
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk
mendapatkan data yang berkaitan dengan TINDAKAN KELAS ( PTK )
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE
PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA maka peneliti akan menggunkan teknik
langsung terjun kelapangan yang berupa observasi. Karena dengan
instrument pengumpulan data semacam ini peneliti rasa data yang akan
dikumpulkan lebih akurat bila kita mengamati sendiri apa yang akan
terjadi dilapangan tersebut.
F. Teknik Analisias Data
Data
yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptif dengan tabulasi dan
persentase. Mengenai jenis kegiatan ekstrakurikuler dan jenis aktivitas
belajar siswa akan dianalisis dengan memaparkan dalam bentuk kalimat.
Sedangkan mengenai TINDAKAN KELAS ( PTK ) MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA di
SMA Islam Sultan Agung 2 Kalinyamatan Jepara
DAFTAR PUSTAKA
1.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
2. http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/07/contoh-proposal-ptk-penelitian-tindakan.html
3. Copyright aadesanjaya.blogspot.com
Minggu, 15 Desember 2013
RANCANGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA KELAS XI IPA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 2 KALINYANMATAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Label:
Tugas UT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar