SELAMAT JALAN ISTRIKU...(Kisah nyata)
Bulan
Agustus baru menunjuk angka dua. Sinar matahari hampir menyelesaikan
tugasnya menyinari kota Jakarta, suasana kelabu begitu terasa di RSCM,
para pembesuk serasa enggan berbicara. Semua hening, semua menunduk
tanda sedih.
Semua
bermunajat kepada Allah. Ya Allah, berikanlah kasih sayangmu kepadanya.
Janganlah Engkau beri sakit yang begitu berat dan lama. Sembuhkanlah
segera bila Engkau masih mengizinkannya hidup atau ah. Aku tak tega
mengucapkan kata perpisahan ini, Ya Allah, Engkau Maha Tahu hati
manusia, bila Engkau sangat sayang padanya maka panggilah ia segera
dalam dekapan kasih sayangMu.
Suaminya,
hari itu begitu sibuk melihat alat pemantau, denyut nadinya ada
dikisaran 15 hingga 60, suatu ukuran yang sangat lemah untuk ukuran
tubuh manusia. Juga fungsi batang otak yang harus selalu memberikan
instruksi kepada organ tubuhnya ada dilevel 3, level yang paling bawah
dari tingkat kesadaran manusia. Suaminya, keluar dari ruang ICU,
berdiskusi sejenak dengan sanak saudaranya. Berkatalah si Suami. Mari
kita bersabar, bilamana Allah sangat menyayangi ummi, biarkanlah ia
menyambut panggilanNya. Dini dan Dina, tak kuasa menahan keluarnya air
mata, bukan tidak ridha, tapi tangisnya adalah tangisan sayang buat
umminya.
Tiba-tiba,
di dalam sana, suster memangil si Suami untuk bersegera membantu
keberangkatan istrinya menyambut panggilan Allah. Segeralah, si Suami
membacakan kalimat Laa Ilaaha Ilallah, secara berulang-ulang. Dan juga
dibacakan beberapa ayat Al-Qur'an. Di luar semakin hening, semua mata
tertuju pada tubuh yang terbaring dibalik jendela kaca yang sengaja
dibuka oleh suster. Semua pembesuk turut berdo'a menghantar kepergian
ummi ke tempat yang jauh untuk tidak kembali. Akhirnya, menjelang waktu
ada di angka 17.50, Ummi yang telah lama terbaring itu pergi menjumpai
Rabbnya.
Kami
tidak melihat dia bergerak kesakitan, tidak ada obat lagi dan tidak ada
beban lagi. Pergilah menyambut panggilan Ilahi Rabbi. begitu gumamku
lirih.
Selamat menikmati dekapan kasih sayang Rabbmu.
"Ya ayyatuha nafsul muthmainnah irji'ii ila rabbiki raadhiyatan mardhiyah fadkhulii fii ibadii wadkhuli jannati.. " Ya Allah, panggilah Ummi yang terbaring ini dengan panggilan kasih sayangMu. Sungguh ya Allah, begitu mulia hidupnya, ia terus bergerak memenuhi dunianya dengan dakwahMu, Sungguh ia terus bekerja demi kebaikan ummatMu.
Selamat jalan ummi, do'a kami semua menyertaimu, jangan bersedih. kami akan melanjutkan dakwahmu, kami-kami ini yang akan menggantikan posisimu, kami-kami ini akan mewarisi kepribadianmu, pribadi yang mulia dalam naungan dakwah.
Terima
kasih kepada seluruh ummat yang turut membantu meringankan bebannya.
Sungguh, amal saudara semua semua tidak akan tergantikan, semoga Allah
membantu saudara-saudara dengan caraNya yang lebih bijaksana.
posted by UKMI AL HIDAYAH - UNJANI @ 11:49 PM
"Ya ayyatuha nafsul muthmainnah irji'ii ila rabbiki raadhiyatan mardhiyah fadkhulii fii ibadii wadkhuli jannati.. " Ya Allah, panggilah Ummi yang terbaring ini dengan panggilan kasih sayangMu. Sungguh ya Allah, begitu mulia hidupnya, ia terus bergerak memenuhi dunianya dengan dakwahMu, Sungguh ia terus bekerja demi kebaikan ummatMu.
Selamat jalan ummi, do'a kami semua menyertaimu, jangan bersedih. kami akan melanjutkan dakwahmu, kami-kami ini yang akan menggantikan posisimu, kami-kami ini akan mewarisi kepribadianmu, pribadi yang mulia dalam naungan dakwah.
0 komentar:
Posting Komentar